Muhammad Sholihin, Dari Kegelisahan Terbitlah “Api Paderi”
Annida-Online—Mungkin sebagian Sobat Nida sudah tidak asing dengan penulis yang bernama lengkap Muhammad Sholihin. Hingga kini, ia telah berhasil menerbitkan 12 buku, di antaranya Indahnya Syukur, La Tahzan to Women, Indonesia Setengah Tiang, Sebilah Sayap Bidadari (ditulis bersama Dewi Dee Lestari), dan delapan karya lainnya.
Di akhir September 2010, ia kembali menerbitkan buku yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya; sebuah novel perdana berjudul Api Paderi yang ia tulis selama kurang lebih tiga bulan.
Dari judulnya, Sobat Nida pasti sudah dapat menebak kalau novel ini berkisah tentang Perang Paderi. Namun, jangan salah, walaupun mengambil setting waktu dan tempat saat peperangan Paderi, semua tokoh dalam novel ini pure hasil imajinasinya alias fiktif, sebagai upaya mereplika ulang setting sosial-keagamaan pada masa perang tersebut.
"Ide penulisan buku ini awalnya dari kegelisahan dan pertanyaan saya akan kondisi umat Islam yang menyeret kita pada konflik, kekerasan hingga teror bahkan politik pengkafiran. Bukankah Islam itu rahmatan lil-alamin? Sampai akhirnya saya menemukan beberapa buku, salah satunya buku Cristine Dobbin yang berjudul Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Paderi. Setelah membaca buku tersebut, imajinasi saya menyeret saya untuk membuat novel yang mampu merefleksikan bahwa perbedaan tidak layak dijadikan dalih untuk menghilangkan satu komunitas. Jika pun perlu menghakimi, itu pun layak dilakukan tanpa kekerasan. Rasa galau ini saya hamburkan selama 3 bulan lebih dengan menulis novel ini," tutur Sholihin.
Dalam novel ini, ia mencoba mengangkat dialektika Islam, budaya dan benturan ideologi keberagamaan dalam Islam di Minangkabau. Diceritakan pula pertarungan paham dan corak penafsiran Islam itu sendiri. Dan tidak ketinggalan tentu saja cerita cinta sebagai hal yang alami dalam kehidupan anak manusia di Paninjauan. [nurjanah]
Sumber: http://www.annida-online.com/berita-penulis/muhammad-sholihin-dari-kegelisahan-terbitlah-%E2%80%9Capi-paderi%E2%80%9D.html
Di akhir September 2010, ia kembali menerbitkan buku yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya; sebuah novel perdana berjudul Api Paderi yang ia tulis selama kurang lebih tiga bulan.
Dari judulnya, Sobat Nida pasti sudah dapat menebak kalau novel ini berkisah tentang Perang Paderi. Namun, jangan salah, walaupun mengambil setting waktu dan tempat saat peperangan Paderi, semua tokoh dalam novel ini pure hasil imajinasinya alias fiktif, sebagai upaya mereplika ulang setting sosial-keagamaan pada masa perang tersebut.
"Ide penulisan buku ini awalnya dari kegelisahan dan pertanyaan saya akan kondisi umat Islam yang menyeret kita pada konflik, kekerasan hingga teror bahkan politik pengkafiran. Bukankah Islam itu rahmatan lil-alamin? Sampai akhirnya saya menemukan beberapa buku, salah satunya buku Cristine Dobbin yang berjudul Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Paderi. Setelah membaca buku tersebut, imajinasi saya menyeret saya untuk membuat novel yang mampu merefleksikan bahwa perbedaan tidak layak dijadikan dalih untuk menghilangkan satu komunitas. Jika pun perlu menghakimi, itu pun layak dilakukan tanpa kekerasan. Rasa galau ini saya hamburkan selama 3 bulan lebih dengan menulis novel ini," tutur Sholihin.
Dalam novel ini, ia mencoba mengangkat dialektika Islam, budaya dan benturan ideologi keberagamaan dalam Islam di Minangkabau. Diceritakan pula pertarungan paham dan corak penafsiran Islam itu sendiri. Dan tidak ketinggalan tentu saja cerita cinta sebagai hal yang alami dalam kehidupan anak manusia di Paninjauan. [nurjanah]
Sumber: http://www.annida-online.com/berita-penulis/muhammad-sholihin-dari-kegelisahan-terbitlah-%E2%80%9Capi-paderi%E2%80%9D.html
Komentar