Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

MODAL, PASAR DAN REVOLUSI PENDIDIKAN

Gambar
Oleh: Muhammad Sholihin “the struggle for liberty..is the struggle for equality” (Isiah Berlin, in two concept of liberty) Disahkannya undang-undang BHP (Badan Hukum Pendididikan) menyentakkan para mahasiswa; khawatir, gamang, putus asa, geram tergurat jelas di mimik wajah mereka. Berduyun-duyun para mahasiswa melakukan demonstrasi agar jangan sampai undang-undang BHP disahkan. Di bawah terik matahari, ditengah hujanan pentungan polisi lalu dibubarkan dengan paksa—menjadi makanan “mereka”. Hanya satu harapan penderitaan demonstrasi ini agaknya “jangan sahkan undang-undang BHP”. Dalam minda para mahasiswa disahkannya undang-undang BHP sama maknanya dengan memprivatisasi dunia pendidikan. Kegamangan ini setidaknya menjadi spirit bagi mahasiswa untuk turun ke jalan, dan mencoba melawan kelupaan negara. Kata banyak pakar pendidikan, “BHP adalah keniscayaan untuk meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia”, hingga asumsi ini menjadi pijakan bagi negara untuk melegalkan undang-undang BHP,

Jenny; Luruh Dalam Cinta

Gambar
Jenny, dapatkah tentang kata-kataku kau bertanya, Berikut semua makna di baliknya? Ah! Tiada guna mengatakanya, Bahkan sia-sia memulainya. Lihatlah sorot matamu tajam berbinar, Lebih dalam dari pelataran Surga, Lebih hangat dari mentari membakar, Di sana jawaban kan tersedia. Berani menikmati hidup dan bersikap sewajarnya, Tekanlah tanganmu yang putih; Disitu kan kau temukan jawabanya, Di situ kan kau saksikan tanah surgaku nan jauh. Ah! Ketika bibirmu berbisik padaku teduh, Hanya satu kata hangat terucap, Akupun terbang menuju Surga Ketujuh, Tanpa daya, akupun terlelap. Ah! Jiwa dan raga ini jadi lunglai, Lumpuh hingga ke dasar sukma, Bagai Setan yang terkapar dilantai, Tersambar kilat kutukan dewa. Namun kenapa kata-kata ini terus mendesak ‘tuk terucap Dibalik selubung dalam dan pekat, Ada yang tak bertepian, Seperti pedihnya kerinduan, Seperti dirimu adanya, Seperti sang segalanya. Karl Marx, 1838

KRISIS GLOBAL DAN PERTARUHAN FISKAL

Gambar
Oleh: Muhammad Sholihin Penghancuran kewarganegaraan-kewarganegaraan oleh ekonomi liberal telah mendorong meluasnya permusuhan. Sistem ekonomi ini telah mengubah umat manusia menjadi kumpulan hewan yang sangat lapar yang saling memakan satu sama lain hanya kerana setiap orang mempunyai kepentingan yang sama dengan yang lain – tak cukup itu pembasmian keluarga pun menjadi incaran berikutnya. (Frederick Engels) Stabilitas sistem keuangan Indonesia pada semester I 2007 tetap terpelihara sudden reversal dengan prospek yang baik. Adanya kekhawatiran tentang arus modal berjangka pendek, serta kemungkinan contagion effect dari krisis subprime mortgage yang terjadi di beberapa negara lainnya akhir-akhir ini ternyata tidak menimbulkan gangguan yang cukup berarti pada ketahanan sistem keuangan Indonesia. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan tidak terlepas dari dukungan stabilitas moneter dan membaiknya perekonomian domestik, di samping karena masih tetap terkendalinya tekanan dari perekonom