Jenny; Luruh Dalam Cinta


Jenny, dapatkah tentang kata-kataku kau bertanya,
Berikut semua makna di baliknya?
Ah! Tiada guna mengatakanya,
Bahkan sia-sia memulainya.
Lihatlah sorot matamu tajam berbinar,
Lebih dalam dari pelataran Surga,
Lebih hangat dari mentari membakar,
Di sana jawaban kan tersedia.

Berani menikmati hidup dan bersikap sewajarnya,
Tekanlah tanganmu yang putih;
Disitu kan kau temukan jawabanya,
Di situ kan kau saksikan tanah surgaku nan jauh.

Ah! Ketika bibirmu berbisik padaku teduh,
Hanya satu kata hangat terucap,
Akupun terbang menuju Surga Ketujuh,
Tanpa daya, akupun terlelap.

Ah! Jiwa dan raga ini jadi lunglai,
Lumpuh hingga ke dasar sukma,
Bagai Setan yang terkapar dilantai,
Tersambar kilat kutukan dewa.

Namun kenapa kata-kata ini terus mendesak ‘tuk terucap
Dibalik selubung dalam dan pekat,
Ada yang tak bertepian,
Seperti pedihnya kerinduan,
Seperti dirimu adanya,
Seperti sang segalanya.

Karl Marx, 1838

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Socialism; An Overview

Gigilku

Muhammad Sholihin, Dari Kegelisahan Terbitlah “Api Paderi”