Bersamamu
Puisi : Muh. Sholihin Tidak sekali aku titipkan kata, bahwa engkau adalah jingga. Aku menari di bawah cakrawala kemerahan itu, sambil mendeburkan bait-bait rasa untukmu. Pun kau adalah cakrawala yang memberikan aku mata hati Telah kau sirami hatiku yang mati, layuh menjadi sesegar tumbuhan perdu ketika embun menyapu kelopaknya. Aku kembali bersemi setelah nestapa merampas keberanianku untuk memunajatkan cinta. Hatiku riuh dalam setiap peristiwa yang kau gubah bersamaku, dengan jentik-jentik tawa dan tanggis. Dalam setiap tetesan keringat bahagia dan keringat duka, kita sama-sama mentasbihkan diri, hingga detak berhenti tanpa nada, hanya dengkuran cintaku yang tersisa untukmu. Membuai malam, hingga pagi menjelang. Telah aku zikirkan cinta sepanjang malam, untukmu. Tahukah, Selarik peristiwa denganmu adalah semacam simfoni yang menghentakkan aku masuk ke dalam labirin. Aku tersesat di dalamnya dan tak mampu lagi keluar hingga aku benar-benar mati...