Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Kawi

KAWI  a flash fiction Publishing at : http://flashfiction.ubudwritersfestival. com/2010/08/kawi/   "Sudah abak bilang, jangan kau langgar aturan adat, kawin satu suku. Tapi kau bingal, malah kau lebih takut pada cintamu itu ketimbang adat. Kini lumpuh tubuhmu dimakan kawi." "Bukan aku hendak bingal, menentang hukum adat, bak . Tapi dalam agamaku, agamamu juga, tidak ada larangan kawin satu suku. Apalagi Kayla ridha memberikan cintanya padaku." Sirun serius merespon cercah abaknya di senja yang rampun.  "Tapi, kini kau merasakan akibatnya bukan! Anakmu cacat, kepalanya berlobang, tak satu dokterpun tahu penyakitnya. Jika bukan karena kawi, lantas apa, hah ?" Sirun diam, melempar hela dalam jingga. Dalam benaknya bersigesak galau yang berwujud kemusykilan, antara percaya atau tidak bahwa hukum kawi itu ada. Meski dirinya adalah anak modernitas, tumbuh di kota, besar dari ceramah dan buku-buku, tapi ketika ia bert...