Nurus Shalihin Djamra
TAUHID DAN KESHALEHAN SOSIAL; Membumikan Tauhid Dan Meretas Pembebasan Bagi Mustadh’afin [1] Oleh: Nurus Shalihin Djamra, M.Si [2]
Jika gagasan tentang Tuhan tidak memiliki keluwesan. Niscaya ia tidak akan mampu bertahan untuk menjadi gagasan besar umat manusia. Karena itu, setiap generasi harus menciptakan citra Tuhan yang sesuai dengan zamannya. -- Karen Armstrong, 1993 —
Memantik makna tauhid sesungguhnya tidak tuntas pada titik mengetahui” what ” dan ” how ” segala hal tentang Tuhan. Jika dalam literatur klasik makna Tuhan sebagai poros dari Tauhid; di pancarkan melalui pemaknaa imajiner dari teks-teks agama, maka tauhid dalam ”tradisi” lisan dan mantik belum utuh menjadi hal yang sosial dan terhujam. Hari ini, Tauhid mesti dijadikan sebagai titik kulminasi semangat ketuhanan, dan di arahkan pada locus kemanusian. Inilah yang dikatakan sebagai ”tauhid sosial”. menukikkan hal ini, benarkah ada relasi aktif antara Tauhid dengan semangat ”liberasi”?
...